Sabtu, 14 Mei 2016

Catatan Kecil 118 : TENTANG MURID

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH
Catatan Kecil 118 : "KESAKSIAN" SEBAGAI PERSONAL (PENGAMAL) APA YG KAMI KETAHUI, RASAKAN DAN ALAMI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH :
TENTANG MURID
Dalam dunia wusul,kita mengenal dua hal :
1. Golongan washilun.
2. Golongan muridun.
Golongan washilun adalah golongan para guru mursyid ( para Al-Ghouts dari awal hingga akhir ) yang kamil mukammil dan mendapat tugas untuk membimbing semua ibadah muridnya, baik lahir utamanya batin. Hal ini wajib di ketahui bahwa guru mursyid yang kamil mukammil (Al-Ghouts) cuma ada satu orang setiap zaman. tidak seperti yang terjadi dengan guru jasmani atau guru lahiriyah.
Apabila meninggal dunia seorang mursyid kamil mukammil (Al-Ghouts), maka Alloh mengangkat yang lain seperti yang sudah kita terima bersama, walaupun memang ada ijtihat terjadi tiap 100 tahun. Namun Ijtihad ini akan bertentangan dengan hadits lain, di mana guru rohani itu hidup secara jasmani dan rohani.
Rujukan hadits Rosululloh SAW, beliau menjelaskan bahwa di dunia ini sepeninggal beliau Rosululloh SAW,maka Alloh SWT mengangkat 300 orang hatinya seperti hatinya nabi Adam AS. Dan alloh juga mengangkat 40 orang seperti hatinya nabi Musa AS. Dan 7 orang seperti hatinya nabi Ibrohim AS. Dan 4 orang seperti hatinya malaikat Jibril. Dan Alloh mengangkat satu orang yang hatinya seperti malaikat Isrofil dan apa bila mati yang satu ini, maka Alloh mengangkat dari yang 4 untuk menduduki jabatan yang satu ini. Begitu pula jika yang 4 orang hatinya seperti malaikat jibril wafat atau kosong maka Alloh mengangkat dari yang 40 dan apabila mati dari yang 40 orng maka alloh mengangkat dari yang 300 tersebut sehingga setiap zaman tidak pernah terjadi kekosongan walinya Alloh.
Begitu seterusnys hingga hari kiamat. Satu orang yang hatinya seperti malaikat Isrofil itulah yang diberi hak oleh Alloh sebagai wali kuthub/sulthonul auliya' / atau juga disebut mursyidul kamil mukammi atau secara umum disebut al Ghouts. Maka setiap zaman ada seorang mursyid yang diberi kemampuan oleh Alloh untuk membimbing muridnya tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Beliau adalah guru rohani yang setiap saat selalu membimbing muridnya dimanapun berada.
Bagi yang ingin mengenal atau mengetahui siapa beliau Ghouts hadzaz Zaman Ra, Kakek guru Mbah KH Abdul Madjid Qs Wa RA - Al-Ghouts Fii Zamanihi memberikan alat kepada kita yaitu dengan cara memperbanyak hadiah fatihah dan beristighoutsah sebanyak banyaknya. Adapun bacaan istighoutsah beliau memberikan tuntunan sbb :
Yaa ayyuhal ghoutsus salaamulloh, 'alaika robbinii bi idznillah. Wandzur ilaiyya sayyidii binadhroh, muushilati lil hadrotil 'aliyyah.
Jika memungkinkan kondisinya bisa memperbanyak kalimat nida' Yaa Sayyidii Yaa ayyuhal ghouts. Ini diberbanyak, diriyadhoi dan ditirakati. Mari kita praktekkan dan semoga kita segera menemukan guru rohani yang menyambungkan kita kepada Rosululloh SAW. Amin.
Berkenaan dengan golongan Muridun , maksudnya golonngan orang yang masih membutuhkan bimbingan, arahan dan tuntunan. Masih membutuhkan bantuan dalam mengurusi keduniaannya terutama bidang wushul hadir hi hadapan Allah SWT.
Seseorang yang sudah wusul kepada Alloh, disebut washilun. Seorang washilun adalah seorang hamba Alloh yang sudah diberi hak mewusulkan orang lain. Orang yang diwusulkan oleh seorang washilun sudah bisa disebut muridun. Muridun/seorang murid tidak akan wusul kepada Alloh tanpa bantuan washilun. Maka beliau sudah tentu menduduki jabatan sebagai seorang guru / mursyid kamil mukammil. Dikatakan kamil mukammil, sebab sudah menjadi insan sempurna dan menyempurnakan orang lain.
Satu hal yang perlu kita ketahui dan pahami bahwa , Washilun hanya satu dipermukaan bumi setiap zaman.
Jika hanya sekedar kamil/sempurna saja masih tidak berhak dan tidak bisa menyempurnakan orang lain, masih belum dijadikan sebagai mursyid. Dianya sudah sempurna imannya disisi Alloh tapi masih menempati derajat muridun. Jadi logikanya bahwa dia sudah sempurna akibat bantuan mursyid walaupun dia belum menyadari.
Hal ini bisa saja terjadi sebab yang mengangkat seseorang untuk menjadi mursyid adalah Alloh SWT, JABATAN MURSYID YANG KAMIL MUKAMMIL (AL-GHOUTS) DIANGKAT LANGSUNG OLEH ALLOH SWT, BUKAN DIPILIH MANUSIA.
Syukur alhamdulillah, kanjeng sinuhun Hadrotul Mukarrom Romo KH Abdul latif Madjid, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah Dan Pondok Pesantren Kedunglo Kediri Jawa Timur senantiasa memberi bimbingan cara mengenal keberadaan seorang mursyidul kamil mukammil zaman sekarang ( Ghoutsu Hadzaz Zaman RA ) dan mengajak untuk mengikuti tuntunannya sehingga kita diberi kesempatan untuk menjadi murid hingga memperoleh kesempurnan hidup, kesempurnaan iman kepada alloh SWT makmum di belakang Rosululloh SAW.
Kanjeng Romo pengasuh Perjuangan Wahidiyah mendawuhkan bahwa berguru hukumnya wajib bagi orang yang ingin wusul kepada Alloh. Ada dawuh bahwa barang siapa belum menemukan seorang guru yang mewusulkan semua perkara hidupnya, ibadahnya, maka orang tersebut dalam melaksanakan perkara hidupnya dan ibadahnya dia didampingi oleh syetan tapi tidak menyadari. Untuk itu kami mengajak pembaca yang budiman untuk bersama sama melatih hubungan rohani dengan beliau mursyidul kamil mukammil / Ghouts HadAz Zaman RA dengan memperbanyak istighoutsah.
Berikut ini bacaan istighoutsahnya :
YAA AYYUHAL GHOUTSUS SALAMULLOH, 'ALAIKA ROBBINII BI IDZNILLAH. WANDZUR ILAIYYA SAYYIDII BINADHTOH, MUSHILATI LIL HADHROTIL 'ALIYYAH.
(Duhai ghouts salam Alloh ku sanjungkan kepadamu. Bimbinglah aku dengan idzin Alloh. Pancarkanlah nadhroh kesempurnaan imanmu kepadaku hingga aku wusul kepada alloh yang maha luhur)
Alhamdulillah. Banyak pengalaman saudara kita yang sudah menekuni amalan ini banyak diberi peningkatan di segala bidang khususnya bidang iman kepada Alloh banyak dirasakan dalam hidupnya. Semoga kita segera dibukakan taufiq hidayah Alloh SWT, hingga secepatnya dipertemukan dengan beliau Ghouts Hadzaz Zaman RA, dengan harapan penuh bahwa kita tidak berlarut larut hidup didampingi syetan laknatulloh. Amin.
Sampai di sini yang bisa kami ungkapkan dan semoga diberi bisa melanjutkan pada bahasan lain yang berhubungan dengan keimanan.
Dalam hal ini kami tidak bisa berbuat apa aa, kecuali untaian do'a :
Jazaakumullohu khoirooti wa sa'aadatid dun'ya wal aakhiroh. Amin.
Kami ucapkan selamat mencoba dan menekuni istighoutsah tersebut di atas, SEMOGA SEGERA DAPAT MENEMUKAN SEORANG GURU MURSYID YANG KAMIL MUKAMMIL (AL-GHOUTS) ZAMAN INI YANG MEMBIMBING HIDUP KITA LAHIR BATHIN. AMIIN !.
Jazaakumullohu khoirooti wa sa'aadatid dun'ya wal aakhiroh . Amin
Wassalamu'alaikum wr wb
Diposkan oleh Sulhan Idris di Rabu, Agustus 07, 2013
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
IMAN BIL AQLI SATU LEVEL DENGAN IMAN BIL ILMI.
IMAN BI DZAUQI SUDAH DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN AF'ALULLOH, SIFATULLOH.
IMAN MUSYAHADAH PUNCAK TERTINGGI DALAM KEIMANAN. HANYA ANBIYA' WAL MURSALIN MENEMPATI IMAN MUSYAHADAH. —
------------------
KETERANGAN :
Hal Ghauts Hadzaz Zaman
Ghauts adalah sebutan yang dipakaikan/ dikenakan kepada seseorang (hamba Allah) yang menduduki posisi puncak dalam dunia kewalian.
Istilah lain dari Al-Ghauts adalah Sulthan Auliya’, Al-Quthbu, Insan Kamil dan lain-lain. Al-Ghauts itu setiap zaman ada, dan apabila seorang yang berpangkat Al-Ghauts itu meninggal dunia, maka Allah akan mengangkat hamba atau kekasih-Nya yang lain untuk menduduki posisi itu.
Dasarnya adalah hadits berikut :
عَنْ عَبْدِالله بْنْ مَسْعُودٍرَضِيَ الله عنْه قال: قال رسول الله صل الله عليه وسلم: إِن للهِ عـزّوجلّ فِي الخَلْقِ ثَلا ثُمِائة قُلُو بُهُم على قَلْبِ أدم عليه السلام , وللهِ في الخَلْقِ أَرْبَعُونَ قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ مُوسَي عليه السَلامُ , وَللهِ فِي الخَلْق سَبْعَةٌ قلو بُهُمْ على قَلْبِ إبْراهِيْمَ عَلَيْهِ وسلمَ, ولله في الخلق خَـمْسَةٌ قلو بُهُمْ على قَلْبِ جِبْرِيْل عَليه السَلاَمُ, ولله في الخَلْقِ ثَلاَثَةٌ قُلُو بُهُمْ على قَلْبِ مِيْكَائيل عَلَيْهِ السلام, ولله في الخلْقِ واحدٌ قَلْبُهُ عَلَى قَلبِ إسرَافيل عَلَيْهِ السلامُ, فإذَا مَات الوَاحِدأَبْدَلَ اللهُ مَكَانَهُ مِنَ الثلاثَةِ, وَإِذَامَاتَ مِنَ الثَلاثَةِ أَبْدَلَ اللهُ مَكاَنَهُ مِنَ الخَمْسَةِ, وإذاماتَ مِنَ الخَمْسَةِ أَبْدَلَ اللهِ مَكَانَهُ مِنَ السَبْعَةِ, وَإِذَامَاتَ مِنَ السَبْعَةِ أَبْدَلَ الله مَكانَه مِن الآَرْبَعِيْنَ, وَإذامَاتَ مِن الآربعين أَبْدَلَ اللهُ مَكَانَهُ مِن الثلاثمائة, وإِذَامَاتَ مِنَ الثلا ثمائة أَبْدَل اللهُ مَكَانَهُ مِنَ العَامَّة فَبِهِمْ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَيُمْطَرُوَيُنْبُتُ وَيدْفَعُ البَلاَءُ عَنْ هَذِهِ الآُمَّةِ.
قِيْلَ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود : كَيْفَ بِهِمْ يُحْيِي وَيُمِيْتُ؟ قال:ِلآَنَّهُمْ يَسْألَوُن َاللهَ إِكْثَارَالآُمَمِ فَيكثرُوْنَ وَيَدْعُوْنَ عَلَي الجَبَابِرَة ,فيقصمون, ويستسقون فَيَسْقَوْنَ وَيسْأَلُوْنَ فَتَنْبِتُ الأرضُ وَيَدْعُونَ فَيُدفَعُ بِهِمْ أنْوَاعُ البَلاءَِ
أخرجه إبونعيم وإبن عساكر
Dari Ibnu Mas’ud Ra. Ia berkata, Rasulullah Saw bersabda :“Sesungguhnya, didalam ciptaan-Nya ini Allah memiliki 300 orang hamba yang hatinya sama dengan hati Adam AS, 40 orang hamba yang hatinya sama dengan hati nabi Musa AS, 7 orang hamba yang hatinya sama dengan hati nabi Ibrahim AS, 5 orang hamba yang hatinya sama dengan hati Jibril AS, 3 orang hamba yang hatinya sama dengan hati Mika’il AS, dan 1 orang hamba yang hatinya sama dengan hati Isrofil AS. Apabila yang seorang itu meninggal, Allah segera menggantikan kedudukannnya itu dari yang tiga, dan apabila meninggal seseorang dari jumlah yang tiga, Allah segera menggantikannya dari jumlah yang lima, apabila meninggal seseorang dari jumlah yang lima, Allah segera menggantikannya dari jumlah yang tujuh, apabila mati seseorang dari jumlah yang tujuh, Allah segera menggantikannya dari jumlah yang empat puluh, apabila meninggal seseorang dari jumlah yang empat puluh, Allah akan menggantikannya dari jumlah yang tiga ratus, dan apabila meninggal seseorang dari jumlah yang tiga ratus, Allah segera menggantinya dari orang umum (biasa). Diantara mereka itu, terdapat orang yang menghidupkan dan mematikan, memberi hujan dan menumbuhkan, dan menolak bala“.
Tatkala seseorang bertanya kepada Ibnu Mas’ud, “bagaimana seseorang itu menghidupkan dan mematikan” ?. Sahabat ini menjawab : “mereka meminta kepada Allah untuk memperbanyak manusia, maka diperbanyaklah manusia itu, mereka meminta kehancuran orang-orang yang suka berbuat durhaka, maka hancurlah orang-orang itu, mereka meminta diturunkan hujan, maka turunlah hujan itu, mereka meminta agar bumi ditumbuhi tanam-tanaman, maka diperkenankanlah permintaannya. Mereka berdo’a dan dengan do’anya itu terhindarlah balak dan malapetaka”. HR. Abu Nuaim dan Ibnu Asakir.
Hadits diatas dimuat didalam banyak kitab, yang salah satunya adalah, kitab “Al Haawi lil Fataawi“ karangan Imam Jalaludin Abdur Rahman As-Suyuthi. Imam Al-Yaafi’i berkata : “bahwa yang dimaksud الواحد – hamba yang satu didalam hadits tersebut adalah القطب(Al-Quthbu)الغوث (al-Ghauts)”.
Pendapat ini banyak diterima oleh sebagian besar Ulama, terutama ulama tasawuf. Bagi mereka yang kurang sependapat, tentang hal tersebut silahkan, dan itu hak mereka. Yang penting ا لواحد (seorang hamba) yang disebut dalam hadits tersebut, benar adanya.
Catatan :
Agar tidak menimbulkan persepsi yang tidak diinginkan, maka perlu kami garis bawahi :
1. Al-Ghauts itu adalah seorang hamba yang hidupnya hanya untuk menghambakan diri kepada Allah
Swt dalam berbagai aktifitasnya.Hatinya senantiasa tawajjuh kepada Allah.(قلبه يطوف الله دا ئما) .
Dari penghambaannya yang terus-menerus itulah, maka ia dipilih menjadi kekasih-Nya.
2. Al-Ghauts itu umat Rasulullah SAW juga. Jadi kedudukan dan martabatnya masih dibawah Rasulullah SAW.
3. Al-Ghauts (wali) biasanya dianugerahi oleh Allah SWT berupa keistimewaan-keistimewaan (karomah), sebagaimana para Nabi dan Rasul dianugerahi mu’jizat. Termasuk kewenangan Jallab dan Sallab adalah bagian dari keistimewaan Al-Ghauts.
Jallab dan Sallab berlangsung melalui proses, yakni “Bidu’aaihi“ (dengan do’anya kepada Allah SWT), sebagaimana yang tercermin pada bagian akhir hadist diatas, yang artinya “diantara mereka ada orang yang menghidupkan dan mematikan, memberi hujan dan menumbuhkan, dan menolak bala’“.
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar