YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH
KISAH DAN PETUAH
Catatan Kecil 120 : "KESAKSIAN" SEBAGAI PERSONAL (PENGAMAL) APA YG KAMI KETAHUI, RASAKAN DAN ALAMI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH :
KYAI MAWAHIB ADNAN DITEMUI MALAIKAT IZRAIL AS MENYELANG AJALNYA
Sejak masa Mbah Yahi Mualif Shalawat Wahidiyah QS wa RA sampai kepemimpinan Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA, Kiyai Mawahib Adnan dikenal sebagai salah satu da'i Wahidiyah yang mumpuni.
Namun pada hari Senin, tanggal 21 April 2014 pukul 15.40 WIB ia di panggil oleh Allah SWT setelah mengalami gegar otak ringan akibat jatuh membentur aspal 10 hari sebelumnya. Selain itu, ia juga diketahui mempunyai riwayat gangguan liver.
Selama dirawat di Rumah Sakit Gambiran kota Kediri, ia tiga kali mengalami masa kritis. selama dalam kondisi sakaratul maut, keluarganya tak henti-hentinya bermujahadah. Kalimat nida' "YAA SAYYIDII YAARASUULALLAH" tidak putus dibisikkan ditelinga kanan dan kirinya, hingga menghembuskan nafas terakhir.
Selama sakit, Kyai Mawahib Adnan sering sekali meminta posisi menghadap kearah barat (arah kiblat). Pada saat kritis yang pertama, ia sulit bernafas dan sekujur tubuhnya dingin. Ketika ia sadar dan dapat membuka mata kembali, ia meminta istri dan anaknya membaca "Amin" untuk doa yang dibaca. Tetapi anak istrinya tidak mengetahui entah apa isi doa itu.
Suatu malam tiga hari sebelum wafat, Kyai Mawahib betrcerita kepada anaknya. Ia berkata : "Malaikat Izrail wis teko mengucapkan salam karo bapak. Klambine putih bersih, wajahe ganteng bercahaya". ( Malaikat Izroil sudah datang, mengucapkan salam kepada bapak. Bajunya putih bersih, berwajah tampan dan bercahaya).
Saat itu Kiyai Mawahib juga bekata : "Aku nyuwun karo Malaikat Izrail, tambah waktu dua tahun maneh. Tapi lek wis dikersane Gusti Alloh saiki, yo monggo !"
(Aku, meminta kepada Malaikat Izrail tambah waktu dua tahum lagi. Tapi kalau dikehendaki oleh Gusti Alloh sekarang, ya silahkan).
(Aku, meminta kepada Malaikat Izrail tambah waktu dua tahum lagi. Tapi kalau dikehendaki oleh Gusti Alloh sekarang, ya silahkan).
Beberapa jam sebelum Kyai Mawahib meninggal, salah seorang putranya sowan menghadap Hadrarul Mukarram Kanjeng Romo yahi RA untuk mohon doa restu.
beliau dawuh : "Piye keadaane ?" ( Bagaimana keadaannya ?) .
beliau dawuh : "Piye keadaane ?" ( Bagaimana keadaannya ?) .
" Sak mangke sampun kritis, lemah, mboten sadar. Suhu badanipun tinggi, tapi sukunipun dingin. " (Sekarang sudah kritis, lemah, tidak sadar, suhu badannya tinggi, tapi kakinya dingin).
"Mujahadah, Ya Sayyidii ..... 10.000 kali. Lek pancen isih diparingi wektu, mugo- mugo ndang sehat. Leg wis wayahe, mugo-mugo khusnul khotimah."
( Mujahadah, Yaa Sayyidii ... 10.000 kali. Kalau memang masih diberi waktu semoga cepat sehat. Kalau sudah saatnya semoga khusnul khotimah).
( Mujahadah, Yaa Sayyidii ... 10.000 kali. Kalau memang masih diberi waktu semoga cepat sehat. Kalau sudah saatnya semoga khusnul khotimah).
Putra Kyai Mawahib matur kepada Kanjeng Romo, "Nuwun sewu Kanjeng Romo..., naliko bapak dereng kritis, nyuwun kulo supados sowan Kanjeng Romo Yahi. Kulo supados matur dumateng Panjenengan. Penjenengan kerso ngakeni bapak dados penderek penjenengan dunia akhirat." ( Maaf Kanjeng Romo, ketika bapak belum kritis, minta saya untuk sowan Kanjeng Romo Yahi, agar saya memohon kepada Panjenengan agar berkenan mengakui bapak jadi penderek Panjenengan dunia akhirat).
"Amin, Amin, Amin" Dawuh Kanjeng Romo Yahi.
Akhirnya, pada senin 21 April 2014 bakda ashar, Kiyai Mawahib Adnan Wafat, beberapa menit setelah keluarganya selesai melaksanakan dawuh Beliau Kanjeng Romo Yahi RA, mujahadah dengan aurod, " Yaa sayyidii Yaa Rasuulallah" 10.000 kali.
Pengalaman rohani juga dialami oleh bapak Sakur (MBAH KUR) jamaah Wahidiyah desa Tamanan Mojoroto Kediri, yang melihat Beliau Mbah Yahi Madjid QS wa RA dan Kanjeng Romo Yahi RA sudah hadir dan menyambut dikuburan sebelum jenazah almarhum K. Mawahib datang. Wallahu a'lam. ( Sumber : DPPW Pusat/ Majalah Aham edisi 120 - Rojab 1436 H halaman 40 )

Tidak ada komentar:
Posting Komentar