Sabtu, 14 Mei 2016

Catatan Kecil 141 : MENCARI GURU UNTUK WUSHUL ILALLOH WA ROSUULIHI SAW

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH
Catatan Kecil 141 : "KESAKSIAN" SEBAGAI PERSONAL (PENGAMAL) APA YG KAMI KETAHUI, RASAKAN DAN ALAMI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH :
MENCARI GURU UNTUK WUSHUL ILALLOH WA ROSUULIHI SAW
Guru Tuan Syaikh Ibnu Athaillah Ra Assakandari banyak tapi beliau berirtibat pada Syaikh Mursi sebagai Guru Wushulnya (Guru Ruhani/Sepiritualnya) tuk Tawajjuh kehadirat Alloh SWT.
Begitu juga Syaikh-Syaikh yang lain mendapatkan Guru kamil mukamil (Al-Ghouts) sebagai Guru Wushulnya, bahkan Syaikh Imam Sadzali Ra yang sudah 'alim rela melakukan perjalanan jauh hanya mencari Guru Wushul Ilalloh wa Rosuulihi SAW.
Tentang perjalanan Asy Syaikh Hasan Ali asy Syadzily al Hasani Ra mencari Guru Wushulnya.
Asy Syekh al Imam al Quthub al Ghouts Sayyidina Syarif Abil Hasan Ali asy Syadzily al Hasani bin Abdullah bin Abdul Jabbar Ra, terlahir dari rahim sang ibu di sebuah desa bernama Ghomaroh, tidak jauh dari kota Saptah, negeri Maghrib al Aqsho atau Marokko, Afrika Utara bagian ujung paling barat, pada tahun 593 H / 1197 M.
Beliau merupakan dzurriyah atau keturunan ke dua puluh dua dari junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAWSegera setelah pertemuan dengan Nabiyyullah Khidir As tersebut, Beliau segera menghadap Syekh Abi Said al Baji, rohimahullah, salah seorang ulama besar di Tunis pada waktu itu, dengan maksud untuk mengemukakan segala peristiwa yang Beliau alami sepanjang hari itu. Akan tetapi pada saat sudah berada di hadapan Syekh Abi Said, sebelum Beliau mengungkapkan apa yang menjadi maksud dan tujuannya menghadap, ternyata Syekh Abi Said al Baji sudah terlebih dahulu dengan jelas dan runtut menguraikan tentang seluruh perjalanan Beliau sejak keberangkatannya dari rumah sampai diangkat dan ditetapkannya Beliau sebagai Wali Agung pada hari itu.
Sejak saat itu Beliau tinggal bersama Syekh Abi Said sampai beberapa tahun guna menimba berbagai cabang ilmu agama. Dari Syekh Abi Said Beliau banyak belajar ilmu-ilmu tentang Al Qur'an, hadits, fiqih, akhlaq, tauhid, beserta ilmu-ilmu alat. Selain itu, karena kedekatan Beliau dengan sang guru,
Beliau juga berkesempatan mendampingi Syekh Abi Said menunaikan ibadah haji ke Mekkah al Mukarromah sampai beberapa kali. Namun, setelah sekian tahun menuntut ilmu, Beliau merasa bahwa seluruh ilmu yang dimilikinya, mulai dari ilmu fiqih, tasawwuf, tauhid, sampai ilmu-ilmu tentang al Qur'an dan hadist, semuanya itu Beliau rasakan masih pada tataran syariat atau kulitnya saja.
Karena itu Beliau berketetapan hati untuk segera menemukan jalan (thoriqot) itu sekaligus pembimbing (mursyid)-nya dari seorang Wali Quthub (Al-Ghouts) yang memiliki kewenangan untuk memandu perjalanan ruhaniyah Beliau menuju ke hadirat Allah SWT ? Maka dengan tekad yang kuat Beliau memberanikan diri untuk berpamitan sekaligus memohon doa restu kepada sang guru, syekh Abi Said al Baji, untuk pergi merantau demi mencari seseorang Guru Ruhani yang berkedudukan sebagai Wali Quthub (Al-Ghouts) yang berwenang tuk membingnya wusul sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
ZAMAN SEKARANG INI MARILAH KITA MENCARI GURU UNTUK WUSHUL ILALLOH WA ROSUULIHI SAW....DENGAN WASILAH MENGAMALKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH DENGAN MENERAPKAN AJARAN WAHIDIYAH LILLAH BILLAH, LIRROSUL BIRROSUL, LILGHOUTS BILGHOUTS, YUKTI....dst...DENGAN SUNGGUH-2, SEMOGA DIIJABAH OLEH ALLOH SWT....AMIIN.....
ALFAATIHAH........
.
يَاشَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ * عَلَيْكَ نُوْرَ الْخَلْقِ هَادِيَ الأَنَامِ
وَأَصْـلَهُ وَرُوْحَهُ أَدْرِكْنِي * فَقَدْ ظَلَمْتُ أَبَدًا وَرَبِّـنِي 3
وَلَيْسَ لِي يَا سَـيِّدِي سِوَاكَ * فَإِنْ تَرُدَّ كُنْتُ شَخْصًا هَالِكًا
“YAA SYAAFI’AL KHOLQIS SHOLAATU WAS SALAAM, ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM. WA ASHLAHUU WA RUUHAHUU ADRIKNII FAQOD DHOLAMTU ABADAW WAROBBINII. WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA, FA IN TARUDDA KUNTU SYAKH-SHON HAALIKA”. (3 kali)
يَا سَــيِّدِي يَارَسُولَ اللهِ
“YAA SAYYIDII, YAA ROSUULALLOOH !” (7 kali).
Terjemah :
“Duhai Kanjeng Nabi Pemberi syafa’at makhluq, kepangkuan-Mu sholawat dan salam kusanjungkan, Duhai Nur Cahaya makhluq Pembimbing manusia; Duhai Unsur dan Jiwa makhluq, bimbing, bimbing dan didiklah diriku, sungguh aku manusia yang dholim selalu”.
“Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai Yaa Sayyidii. Jika Engkau hindari aku, akibat keterlaluan dan berlarut-larutku, pastilah, pasti aku akan hancur binasa !”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan Alloh !”
يَأَيُّهَا الْغَـوْثُ سَـلاَمُ اللهِ * عَلَيْكَ رَبِّـنَي بِإِذْنِ اللهِ
وَانْظُرْ إِلَيَّ سَيِّدِي بِنَظْـرَةٍ * مُوْصِلَةٍ لِلْحَـضْرَةِ الْعَلِيّةِ 3
“YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI, ‘ALAIKA ROBBINII BI IDZNILLAAHI, WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINNADHROH MUUSHILATIL LILHADHROTIL ‘ALIYYAH”. (3 kali).
Terjemah :
“Duhai Ghoutsuz Zaman, kepangkuan-Mu salam Alloh kuhaturkan, bimbing dan didiklah diriku dengan idzin Alloh. Dan arahkan pancaran sinar nadhroh-Mu kepadaku Yaa Sayyidii, radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku”.
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
AL-FAATIHAH.........
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari
5 komentar
Komentar
Afanz Adzim YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH...
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS...
Daud Cilamaya Yaa saayiddi yaa ayuhal ghaust
Wardasim Fiqri Fiqri
Wardasim Fiqri Fiqri YAA SAYYIDII YAA ROMO KYAI RA.
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS RA.
سومردينطانو YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLAH...YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar