YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
KISAH DAN PETUAH
KISAH DAN PETUAH
Catatan Kecil 106 : "KESAKSIAN" SEBAGAI PERSONAL (PENGAMAL) APA YG KAMI KETAHUI, RASAKAN DAN ALAMI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH :
Apakah Itu Bulan Sya’ban ?
Bulan Sya’ban adalah bulan ke 8 dalam penanggalan Hijriyah atau kalender Islam. Bulan Sya’ban tahun 2015 ini akan jatuh bertepatan pada tanggal 19 Mei 2015 masehi. Sya’ban secara bahasa berasal dari dua kata, yaitu dari kata: Syi’bun – Sya’ban – artinya (menurut para ulama), orang-orang Arab zaman Jahiliyah dahulu pada bulan-bulan tersebut mereka mencari tempat-tempat dimana terdapat mata air. Negara Arab tanahnya kering, tandus, tidak sembarang tempat ada air. Makna kata sya’ban lainnya adalah bulan antar bulan Rajab dengan Bulan Ramadhan. Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz Sya’aba atau berarti dhoharo (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Bulan Syaban
Kapan Bulan Sya’ban ?
Bulan Sya’ban 1436 H atau Sya’ban 2015 jatuh pada Hari tanggal Selasa 19 Mei 2015. Ijtima’ Matahari dan Bulan jatuh pada rasi bintang: TSUUR 26 drajat, 25 menit, 50 detik. Ijtima’ Matahari dan Bulan jatuh pada hari: SENIN jam 10:56:25 -SIANG HARI- Bilangan jam dari ijtima’ sampai terbenam matahari: 7 jam, 3 menit, 35 detik Tinggi hilal setelah terbenam matahari: 3 drajat, 31 menit, 48 detik
Maka: 1 Sya’ban 1436 Jatuh pada hari: SELASA 1 Sya’ban 1436: 19 Mei 2015, Ayyamul Bidh: 31-01-02 Juni 2015.
Maka: 1 Sya’ban 1436 Jatuh pada hari: SELASA 1 Sya’ban 1436: 19 Mei 2015, Ayyamul Bidh: 31-01-02 Juni 2015.
Peristiwa yang terjadi Pada Bulan Sya’ban
Adapun Peristiwa yang terjadi pada bulan Sya’ban adalah sebagai berikut :
01. Pada Sya’ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho (palestina) ke arah Masjidil Haram (arab Saudi), yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis. Tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Haram.
02. Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).
03. Pada bulan ini, khususnya pada malam Nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”.
Keistimewaan Bulan Syaban
7 Keistimewaan Bulan Sya'ban :
1. Menurut Imam Nawawi, pada hari nisfu Sya'ban (hari ke lima belas) tahun kedua Hijriyah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam yaitu dari Masjid Al-Aqsa ke Kab'bah di Masjid Al-Haram.
2. Telah terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijrah.
Kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya perang Badar yang terakhir pada tahun keempat Hijrah.
3. Bulan Sya'ban merupakan bulan dimana amal-amal kita diangkat untuk dihadapkan kepada Tuhan.
Hal ini berdasarkan hadits riwayat An Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya,
"Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di Bulan Sya'ban."
Beliau menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa."
Beliau menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa."
4. Bulan Membaca Al-Qur'an.
Diriwayarkan dari Anas ra, berkata,
"Adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya'ban, mereka membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadan."
Berkata Salamah bin Suhail,
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."
Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya'ban dia berkata,
"Inilah bulannya para qurra'."
"Inilah bulannya para qurra'."
Dari 'Amr bin Qais Al-Mula'i apabila masuk bulan Sya'ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur'an."
5. Bulannya Rasulullah SAW.
Hal ini berdasarkan sabda baliau yang berbunyi,
"Bulan Rajab itu adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku dan bulan Ramadan adalah bulannya umatku."
Rasulullah SAW pada setiap setiap malam tanggal 15 Sya'ban selalu melakukan shalat malam dengan sangat lama, menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, sehingga Al-Hafidh Al-Baihaqi dalam kitab Musnadnya meriwayatkan hadits dari A'isyah ra katanya,
"Rasulullah SAW pada suatu malam bangun, lalu melakukan shalat. Beliau memperlama sujud, sehingga aku mengira beliau telah wafat. Setelah aku melihat yang demikian itu, aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari beliau, dan ibu jari beliau bergerak."
6. Pada setiap malam nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra menceritakan sebagai berikut,
"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."
"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."
Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan An Nasai, yang menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah memuliakan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak shalat, doa dan istighfar.
Jadi, bukanlah perbuatan bid'ah dan bukan pula perbuatan aneh jika malam nisfu Sya'ban dijadikan malam untuk banyak berzikir, berdoa dan istighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.
7. Bulan turunnya Allah SWT ke muka bumi.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya? Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki? Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya? Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."
Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).
Menurut Al Ghazali, pada malam ke 13 di bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan tiga syafaat kepada hamba-hambanya.
Sedangkan pada malan ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Subhanallah...
Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke 15 bylan Sya'ban inilah catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dianikkan ke hadapan Allah SWT.
Malam Nisfu Sya’ban 1436 / 2015 – Sahabat FB yang dirahmati Alloh SWT, sebentar lagi Bulan yang maha berkah dan Suci Ramadhan 1436 H telah masuk lagi, dimana kita akan diberi kesempatan lagi untuk beramal sebanyak-banyaknya di bulan itu.
Saat ini kita akan berada di bulan Sya’ban 1436 H (bulan sebelum ramadhan versi penanggalan Hijriah). Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dirahmati oleh Allah SWT, dimana pada bulan ini terdapat apa yang dinamakan malam nisfu Sya’ban.
Malam nisfu syaban
Tanggal 15 Sya’ban 1436 H jatuh pada tanggal ....Juni 2015 . Jadi jika ingin Puasa Nisfu Sya’ban, pada ... Juni 2015.
Apa yang menyebabkan malam Nisfu Sya’ban ini besar artinya bagi umat Muslim ?
Berikut ini diceritakan seperti yang di alami Rasulullah Saw (HR. Abu Hurairah):
Berikut ini diceritakan seperti yang di alami Rasulullah Saw (HR. Abu Hurairah):
Kebesaran hari ini diterangkan oleh Rasulullah saw.
” Malaikat Jibril mendatangiku pada malam Nishfu (15) Sya’ban, seraya berkata, ” Hai Muhammad, malam ini pintu-pintu langit dibuka. Bangunlah dan Shalatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu kelangit .”
Rasulullah saw bertanya,
” Malam apa ini Jibril ?”
Jibril menjawab.
” Malam ini dibukakan 300 pintu rahmat. Tuhan mengampuni kesalahan orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang yg terus menerus minum khamar (arak atau minuman keras), terus menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada ibu bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturahim. Tuhan tidak mengampuni mereka sampai mereka taubat dan meninggalkan kejahatan mereka itu .”
Rasulullah pun keluar rumah, lentas mengerjakan shalat (sendirian) dan menangis dalam sujudnya, seraya berdoa :
” Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab dan siksa-Mu serta kemurkaan-Mu Tiada kubatasi pujian-pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu Maka bagi-Mu lah segala pujia-pujian itu Hingga Engkau rela .” (HR Abu Hurairah)
Oleh karena itu sahabatku, malam tersebut sangatlah baik untuk beribadah dan memohon ampunan (bertaubat) atas segala hal buruk yang kita lakukan, dan semoga Allah swt menerima segala amal ibadah dan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita.
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“ “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Doa/MUJAHADAH Malam Nisfu Sya’ban
Berikut adalah bimbingan Mbah KH. Abdul Madjid Ma'ruf Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra, juga bimbingan Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh Kediri tentang Amalan-amalan yang dilakukan di Malam Nisfu Syaban :
Mujahadah Nisfu Sya’ban Tahun 1436 H.
Adapun petunjuk pelaksanaannya sebagi berikut :
Adapun petunjuk pelaksanaannya sebagi berikut :
1. Mujahadah dilaksanakan secara serempak, dalam waktu yang bersamaan oleh seluruh Pengamal Wahidiyah pria, wanita, remaja dan Kanak-kanak di desa-desa/ kampung-kampung, secara berjama’ah dan perorangan; bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jika situasi tidak memungkinkan harap mengambil langkah yang bijaksana, khusus kanak-kanak dapat diadakan jama’ah sendiri, terpisah dari kaum dewasa/ remaja.
2. Pelaksanaan :
Hari : .............. malam .........
Tanggal : 15 Sya’ban 1436 H / tanggal ...... Juni 2015 .
Tanggal : 15 Sya’ban 1436 H / tanggal ...... Juni 2015 .
Waktu : setelah Maghrib s.d Shubuh.
3. Aurod Mujahadah dengan bilangan 7, 17. minimal 3 kali rambahan, dan diawali dengan membaca Surat Yaasin 3 kali rambahan.
4. Bila terpaksa tidak bisa mengikuti Mujahadah berjama’ah seperti dimaksud, hendaknya melaksanakan sendiri-sendiri di tempat masing-masing.
5. Seluruh Pengamal Wahidiyah dan masyarakat sekitarnya supaya diajak serta dalam Mujahadah ini. Bagi yang belum mengamalkan Wahidiyah dianjurkan membaca YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH bersama-sama dalam Mujahadah berjama’ah tersebut.
6. Para Ketua PW/DPPW/DPWW/DPRW/DPKW semua tingkatan supaya mengadakan langkah-langkah positif agar supaya Instruksi Mujahadah ini berjalan lancar.
________________
________________
Doa/Mujahadah dimalam nisfu sya’ban adalah sunnah, dan memang jelas riwayat dimalam itu adalah ditentukannya takdir-takdir ketentuan kita hingga 15 sya’ban yg akan datang, walaupun pendapat terkuat adalah malam lailatulqadar, demikian dijelaskan pd Tasfir Imam Attabari, tafsir Imam Ibn Katsir, Tafsir Imam Qurtubi dll.
Maka doa/mujahadah di malam itu adalah amal yg mulia, namun mengenai membaca Yaasiin 3x itu adalah saran para ulama, jika hal itu dikatakan bid’ah maka hal itu adalah bid’ah hasanah, sebagaimana banyak bid’ah-bid’ah hasanah yg juga dilakukan oleh para sahabat ra, karena telah diperbolehkan oleh Rasul saw dg hadits beliau saw :
“Barangsiapa membuat kebiasaan baru berupa kebaikan maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya, dan barangsiapa yg membuat kebiasaan buruk berupa kebaikan maka baginya dosanya dan dosan orang yg mengamalkannya” (Shahih Muslim hadits no.1017).
Mengenai doa dimalam nisfu sya’ban adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :
Sabda Rasulullah saw :
“Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
berkata Aisyah ra : disuatu malam aku kehilangan Rasul saw, dan kutemukan beliau saw sedang di pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda :
“Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
berkata Imam Syafii rahimahullah :
“Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dengan fatwa ini maka kita memperbanyak doa/mujahadah di malam itu, jelas pula bahwa doa/mujahadah tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya,
Bila mereka meminta riwayat cara berdoa, maka alangkah bodohnya mereka tak memahami caranya doa, karena caranya adalah meminta kepada Allah, Pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan mungkar dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim).
Yang paling pokok adalah berdoa, bermujahadah, bermunajad kepada Alloh SWT karena memang ada pendapat para Mufassirin bahwa malam nisfu sya’ban adalah malam ditentukannya banyak takdir kita, walaupun pendapat yg lebih kuat adalah pada malam lailatul qadar, namun bukan berarti pendapat yg pertama ini batil, karena diakui oleh para Muhadditsin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar