Senin, 31 Maret 2014

0067.01.317 - APAKAH WAHIDIYAH ITU ?

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

I. 01.317 - "BAHASAN UTAMA - KULIAH WAHIDIYAH"

0067.01.317 -  APAKAH WAHIDIYAH ITU ?


ARTI WAHIDIYAH

Dari sisi bahasa, Wahidiyah itu berasal dari kata Wahid yang artinya satu dan mendapatkan akhiran yah yang maksudnya untuk menegaskan sifat daripada kata wahid itu sendiri.

Jadi, kata Wahidiyah bermakna sesuatu yang bersifat untuk me-Maha esa-kan /me-maha satu-kan Alloh/mentauhidkan Alloh.

Kata wahidiyah juga dinisbatkan dengan sebuah ajaran atau tuntunan atau metode atau cara atau kurikulum yang bertujuan untuk meng-esa-kan Alloh.

Kebalikan dari kalimat meng-esa-kan Alloh bermakna bahwa Alloh tidak satu/esa. Maka jika Alloh tidak satu berarti dua, tiga dan seterusnya. Dengan kata lain berarti ada sesuatu di samping Aloh, atau Alloh punya tandingan. Ada sekutu/serikat.

Sedangkan jika di samping Alloh ada sesuatu atau ada sekutu, maka Alloh tidak lagi bersifat Wahid. Singkat kalimat, jika tidak me-wahid-kan Alloh, tidak menerapkan Wahidiyah berarti menganggap alloh punya sekutu / syiriq.

Ke-esa-an Alloh tidak boleh ada yang menyerupai, sifatnya yang esa tidak ada yang mendampingi, sebab Alloh tidak mau diserupai,tidak ada sekutu bagi Alloh.

Nah ! Alloh bersifat WUJUD = ADA. maka wujudnya Alloh bersifat satu (Wahid). Lainnya Alloh tidak boleh WUJUD atau ada yang memiliki sifat Wahid. Jika kita mengaku wujud/ada berarti kita menduakan Allah / menyekutukan Allah (SYIRIQ). Alloh bersifat QUDROT = KUASA. Jika ada orang mengaku kuasa maka dia Syiriq. Alloh bersifat IRODAH = BERKEHENDAK. jika kita berkata Aku punya kemauan maka yaa Syiriq. Wujudnya makhluq adalah wujud majazi (bayangan), Wujudnya Alloh adalah wujud haqiqi.

Jadi semua yang mengaku aku bisa. Aku tahu . Aku kuat. Aku kuasa. Aku pandai. Dan semua pengakuan berarti merampas haknya Alloh. Menyekutukan Alloh, syiriq. Padahal menurut Alloh sendiri dalam firman-Nya bahwa INNAMAL MUSYRIQUUNA NAJASA Artinya Sesungguhnya syiriq itu najis.

Gambaran orang pakaiannya najis dak boleh masuk masjid. Jika hati kita masih najis, apa mungkin kita mengadap Alloh ? Ini berarti mencuci kotoran dari najis syiriq tidak bisa ditawar lagi bagi hamba Alloh.

Dalam ajaran Wahidiyah, di jelaskan dan diberi tuntunan yang sangat sederhana dan tidak bertele tele. Kita harus menerapkan BILLAH.
LA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILAH (BILLAH istilah Wahidiyah ).

Selama orang tidak ber-Wahidiyah (Billah), pasti menyekutukan Alloh.
Dia masih Syiriq. Orang dikatakan syiriq sebab masih mengaku atau merampas sifat dan haknya Alloh. Mengaku hak Alloh. Masih dilarang menghadap Alloh sebab hatinya masih NAJIS manurut Alloh. Jika dia Sholat, maka Sholatnya batal (tidak diterima Alloh). Jika dia berpuasa, maka puasanya batal (tidak diterima oleh Alloh). Jika dia Zakat Haji, bahkan semua aktifitasnya batal menurut hukum Alloh. Bukan hukum Syariat Islam ( LILLAH ). tetapi hukum Alloh. Menurut pandangan / hukum syariat Islam , kalau sudah memenuhi syarat dan rukun yang sudah ditentukan fiqih sudah dianggap sah dan tidak batal, sebab tidak ada cacat dan kelihatan beribadah.

Jadi pelaksanaan syariat jasmani yang sudah sempurna masih belum tentu memenuhi hukum Alloh, masih perlu diteliti syariat ruhani . Justru syari'at ruhani ini jauh lebih menentukan disisi Alloh.

Syariat rohani tidak kelihatan mata. Jika kita diberi bisa menyempurnakan syariat jasmani dan rohani , ini akan jauh lebih menentukan kedudukan hamba di sisi Alloh, akan lebih memungkinkan diterimanya seatu ibadah, tetapi semuanya masih dalam ranah mahluq, masih dalam ranah syariat dan belum masuk dalam ranah Haqiqat . sebab ranah Haqiqat itu tidak ada campur tangan mahluq sama sekali . Full 100% TITAH DAN KEHENDAK ALLOH, BILLAH !!!.

Berangkat dari sini, kita wajib menyadari betapa pentingnya ajaran Wahidiyah. Semua para sahabat Rosul, para kekasih Alloh, para Walinya Alloh, mereka menerapkan Wahidiyah. Hanya orang yang masih menggendong sifat Syiriq yang belum diberi bisa menerapkan Wahidiyah.

Kini saatnya koreksi diri sendiri secara total. Bagaimana keadaan kita sendiri masing2. Tidak perlu dan tidak ada gunanya mengoreksi orang lain. KOREKSI DIRI PRIBADI SENDIRI-SENDIRI DALAM OPRASI JIWA BESAR BESARAN . TOTAL 100 PERSEN . TARUHANNYA SANGAT BERAT . SANGAT MENENTUKAN DITERIMA ATAU TIDAKNYA IBADAH SESEORANG .

Mari kita koreksi, mawas diri masing2. Sudahkah kita menerapkan Wahidiyah ?. Atau ternyata kita masih belum berwahidiyah ? Atau masih ada campuran. Campuran antara kehendak manusia dengan kehendak Alloh. Masih membawa dan mengandung Syiriq ? Subhanalloh.

Selama kita membawa sifat syiriq, memakai salah satu dari sifat wajibnya Alloh, Wujud, Qidam, Baqo'. Dan seterusnya.... kita tidak boleh dan hati tidak menghadap Alloh walau secara syare'at tampaknya sedang melaksanakan perintah Alloh.

Untuk itu, mari kita bersama sama memohon diberi bisa mempelajari dan mendalami betul betul Ajaran Wahidiyah demi keselamatan dan kebahagiaan kita lahir batin, dunia dan ahirat. Amin.

Kita diperingatkan oleh Alloh dalam Alqur'an : "Wamaa yu'minu aktsarukum billah, illa wahum musyriquun. Artinya : dan tidaklah beriman billah kebanyakan dari kamu sekalian kecuali masih membawa kemusyrikan.

Jadi sudah beriman tapi masih kecampuran sifat syiriq pada Alloh. Syiriq khofi. Halus tidak kelihatan mata sebab orangnya tampaknya beribadah, tampaknya alim, tampaknya pakai sorban atau jubah.

Asytaghfirulloh........ ampuni kami yaa Alloh. Mari kita lanjutkan dengan bahasan utama dalam mendalami tauhid yaitu WAHIDIYAH DAN AJARANNYA.

"Am kuntum shuhadaa ith hadara yaAAqooba almawtu ith qala libaneehi ma taAAbudoona min baAAdee qaloo naAAbudu ilahaka wailaha abaika ibraheema waismaAAeela waishaqa ILAHAN WAHIDAN wanahnu lahu muslimoona"(Q 2:133)

"Apa yang kamu sembah sepeninggalku ?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa (ilahan wahidan) dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." Surat 2:133

Wailahukum ILAHUN WAHIDUN la ilaha illa huwa alrrahmanu alrraheemu(Q 2:163)

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa (Wa-ilahukum ilahun wahidun); tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Surat 2:163

Diposkan oleh Sulhan Idris di 08.42.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar